DISFUNGSI EREKSI ATAU IMPOTENSI

 

DISFUNGSI EREKSI ATAU IMPOTENSI

Impotensi atau disfungsi ereksi adalah merupakan suatu gangguan seksual yang dapat ditandai dengan adanya gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan fase ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami pasangan hidup. Pria impotensi tidak meraih mempertahankan penis dari kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.

Fase impotensi sangat bervariasi dimulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih diketahui dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah fase gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak punya kemampuan sama sekali ereksi.



Impotensi dilihat untuk penyebabnya dapat dikategorikan di dalam

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh banyak gangguan kesehatan, termasuk penis yang bengkok abnormal selama ereksi (penyakit Peyronie) dan ereksi terus-menerus yang mengurangi aliran oksigen ke sel-sel penis (priapismus). Selain itu, gangguan yang mengganggu aliran darah ke penis (misalnya aterosklerosis) atau menyebabkan cedera pada penis memiliki potensi untuk menyebabkan disfungsi ereksi. Banyak kasus disfungsi ereksi yang permanen, tapi setidaknya 25 persen kasus dapat disembuhkan, terutama kasus yang disebabkan oleh gairah seksual yang menurun, faktor emosional, kelainan hormon, atau obat-obatan (misalnya, antidepresan dan antihipertensi).

Faktor Risiko

  • Umur: Disfungsi ereksi paling umum terjadi pada pria di atas 65 tahun.
  • Penyakit pembuluh darah: Aterosklerosis menyebabkan penurunan aliran darah ke penis dan menyumbang 50 sampai 60 persen kasus.
  • Kondisi neurologis: Beberapa kondisi neurologis menyebabkan impotensi, misal cedera sumsum tulang belakang dan otak, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, dan penyakit Alzheimer.
  • Ketidakseimbangan hormon: Kekurangan testosteron (misalnya, tumor otak, ginjal atau penyakit hati) dapat mengakibatkan hilangnya minat seksual dan kesulitan ereksi.
  • Pembedahan: Operasi kolon, prostat, kandung kemih, dan rektum dapat merusak saraf dan pembuluh darah yang terlibat dalam ereksi.
  • Terapi radiasi: Radiasi pengobatan untuk prostat atau kanker kandung kemih dapat menyebabkan impotensi.
  • Obat: Lebih dari 200 obat yang biasa diresepkan dapat menyebabkan impotensi sebagai efek samping. Ini termasuk beta-blocker, diuretik, antihistamin, antidepresan, obat penenang, dan penekan nafsu makan.

Diagnosa Disfungsi Ereksi

  • Evaluasi dimulai dengan sejarah medis dan pemeriksaan fisik. Riwayat medis dan seksual penting untuk diagnosis.
  • Tes darah mungkin diperlukan, termasuk tingkat kolesterol, tes tiroid, dan tingkat testosteron.

Pengobatan Disfungsi Ereksi

  • Berhenti merokok penting jika pasien merokok.
  • Terapi hormonal dengan testosteron mungkin efektif, namun penggunaan jangka panjang membawa resiko, sehingga hanya digunakan dalam sejumlah kecil individu dengan gangguan medis yang tercatat.
  • Pengobatan gangguan kejiwaan yang terkait dapat meningkatkan fungsi seksual.
  • Dalam beberapa kasus, suntikan penis, perangkat vakum, atau operasi mungkin bermanfaat.

Melakukan pengobatan pada penderita penyakit impotensi harus memilih cara pengobatan " Jika anda mengalami keluhan impotensi seperti diatas, untuk informasi lebih lanjut dan jelas silahkan konsultasi langsung dengan kami di klik chat " KONSULTASI DOKTER ONLINE" dibawah ini atau bisa dengan menghubungi kami secara langsung via SMS ataupun Telepon. Terima kasih. 


Klinik Apollo beralamatkan di Jl. Pangeran Jayakarta, Komp. Ruko 115 Blok C1-3 - Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit menular seksual (PMS) lainnya segera hubungi hotline kami di nomor 0813-1518-6262

 

Komentar

Postingan Populer